Minggu, 22 November 2009

TESIS

Simple Present
Bentuk Negatif Simple Present - kata kerja “to be”
Kalimat negatif dan pertanyaan bentuk simple present yang menggunakan kata kerja “to be” terbentuk secara berbeda dengan pertanyaan-pertanyaan lain. Untuk membuat kalimat negatif kita cukup menambahkan “not” sebelum kata kerja “to be”.
- Kalimat: You are a doctor
- Negatif: Your are not a doctor
- Kalimat: They are cats
- Negatif: They are not cats
Berikut adalah bentuk negatif dari kata kerja “to be” dalam bentuk Simple Present (bentuk sekarang sederhana):
Tunggal
I am not
You are not
He is not
She is not
It is not
Jamak
We are not
You are not
They are not
Pertanyaan Simple Present
Untuk membuat pertanyaan kita cukup membalik posisi subjek dan “to be”.
- Kalimat: You are a doctor
- Pertanyaan: Are you a doctor?
- Kalimat: They are cats
- Pertanyaan: Are they cats?
“To be” sebagai pertanyaan dalam bentuk Simple Present adalah sebagai berikut:
Tunggal
Am I (a teacher) ?
Are you …?
Is he …?
Is she …?
Is it …?
Jamak
Are we …?
Are you …?
Are they …?
Jawaban-Jawaban Singkat
Kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan jawaban singkat menggunakan kata kerja “to be”. Sebagai contoh:
- Are you a teacher?
- Yes, I am / No, I am not
- Is he a Student?
- Yes, he is. / No, he is not.
Perlu diperhatikan bahwa dalam Bahasa Inggris lisan kita biasanya menggunakan singkatan (contraction) untuk bentuk negatif. Contoh:No, I am not, bisa disingkat menjadi No, I’m not.Singkatan-singkatan ini akan dipelajari khusus pada unit selanjutnya.
Contoh penggunaan dalam dialog:
(1) Sylvia, are you a teacher?
No, I’m not.
I’m a doctor.
That’s great!
(2) So Tyler, what do you do?
I’m a businessman. How about you?
I’m a singer.
Wow, that’s great!
(3) What does your friend look like, Sylvia?
Oh, he’s tall, handsome, and he has brown hair.
Is he kind?
Yes, he’s very kind. He’s really nice!
(4) Hi, my name is Tyler. I’m tall, I’m funny, and I’m really happy. I’m a teacher and web designer. My friend’s name is Sylvia, she’s very cute, tall, and kind. She’s a teacher, too. She’s also really smart. It’s nice to meet you!
Kosa Kata Baru
teacher = guru
doctor = dokter
great = hebat
do = kerjakan/pekerjaan
businessman = pebisnis
singer = penyayi
friend = teman
look like = seperti
tall = tinggi
handsome = tampan
hair = rambut
brown = coklat
kind = baik
funny = menyenangkan
happy = bahagia/senang
web designer = perancang situs
cute = manis/elok
smart = cerdas
really = sungguh
Future Perfect Continuous Tense
Kita menggunakan tenses ini untuk menyatakan tindakan-tindakan yang sedang akan terjadi pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Beberapa ekspresi waktu yang umum digunakan dalam Future Perfect Continuous:
- By tomorrow / 8 o’clock
- This year / month / week
- Next year / month / week
Bentuk:Subjek + will + have + been + Verb+ing. Contoh:
We will have been driving 6 hours by the time we get home.
In the summer Mike will have been trying to find a new job for five months.
Jane will be very tired when she comes home, because she will have been flying over 24 hours.
My father and I will have been breeding sheep for 20 years tomorrow.
By the year 2020, linguists will have been studying and defining the Indo-European language family for more than 200 years.
Catatan: Jika durasi sebuah aktivitas (sejak April, selama 3 jam) tidak diketahui, maka Future Continuous harus digunakan ketimbang bentuk perfect.
Untuk bentuk negatif kita tambahkan not.
She won’t have been writing the book for four months by the end of October.
Kalimat-kalimat negatif kedengarannya tidak natural. Kemungkinan karena jawaban terhadap sebuah pertanyaan seperti “Will she have been teaching for 30 years this year?” cukup “No, I don’t think so”.Bentuk negatif memiliki pola sebagai berikut:
Will + subjek + have + been + verb+ing.
Contoh:Will he have been writing the composition for a month by the end of February?
Pertanyaan-pertanyaan yang dimulai dengan “how long” lebih umum:
How long will you have been learning German this year?
How long will you have been trying to get your driving license this week?
I hope you’ll finally make it!
Past Perfect Continuous Tense
Past Perfect Continuous (Past Perfect Progressive) digunakan untuk menyatakan tindakan-tindakan yang dimulai di waktu lampau dan berakhir sampai pada waktu yang lainnya di masa lampau juga. Durasi tindakan masa lampau sampai titik waktu tertentu di masa lampau juga. Kalimat-kalimat pengandaian (a) dan reported speech (b).
Bentuk:Subjek + had + been + verb+ing. Contoh:
I had been running for an hour when it started raining. (Kegunaan 1)
Mary said she had never been swimming so much in one day. (Kegunaan 2b)
Kathy put on weight because she had been eating too much sugar (Kegunaan 1)
When I saw him I knew that he had been training. (Kegunaan 1)
Bentuk bertanya memiliki pola sebagai berikut:
Bentuk:Had + Subjek + been + verb+ing.
Contoh:
For how many hours had Fred been painting the house when the ladder fell?
How long had the player been playing before he scored?
Untuk bentuk negatif kita tambahkan not.
Contoh:
He said he wasn’t tired because he hadn’t been working that day. (Kegunaan 2b)
If it hadn’t been raining, we would have played football. (Kegunaan 2a)
Had I not been studying all night, I would have problems with this test now. (Kegunaan 2a)
Perbedaan Past Perfect dan Past Perfect Continuous
Past Perfect menekankan selesainya (atau hasil tindakan lengkap), sedangkan Past Perfect Continuous menekankan durasi atau aktivitas sebuah tindakan.
Contoh:
By the time we arrived, he had left the house. (Past Perfect)
By the time we arrived, he had been playing poker with his friends for 2 hours. (Continuous)
Perbedaan Present Perfect Continuous dan Past Perfect Continuous
Past Perfect Continuous, berbeda dengan Present Continuous, tidak pernah menyatakan tindakan-tindakan yang berlanjut sampai sekarang.
Contoh:
He has been playing for two hours. (Dia masih sedang bermain atau baru saja berhenti.)
He had been playing for two hours when I arrived. (Dia tidak sedang bermain bola sekarang.)
Present Perfect Continuous
Kita menggunakan Present Perfect Continuous (Progressive) untuk menyatakan tindakan-tindakan yang bermula di masa lampau dan terus berlanjut di masa sekarang.Tensis ini juga digunakan untuk membicarakan tentang tindakan-tindakan yang bermula di masa lampau dan baru saja telah berakhir.
Kegunaan:
Untuk menyatakan tindakan-tindakan yang bermula di masa lampau dan terus berlanjut di masa sekarang
Untuk menyatakan tindakan-tindakan yang belum lama ini diselesaikan
Since dan For
Science dan for merupakan ekspresi waktu sangat umum yang digunakan bersama dengan Present Perfect Continuous. Kita menggunakan for dengan sebuah periode waktu, contoh:I have been living here for 20 years. Ketika berbicara tentang sebuah titik permulaan, kita menggunakan since dengan sebuah titik dalam waktu, contoh:I have been living here since 1960.Perlu diperhatikan bahwa dalam Present Perfect Continuous anda tidak dapat menggunakan ekspresi waktu seperti:
two months ago
one year ago
last week
yesterday
when I was five years old
Ekspresi waktu diatas tidak dapat digunakan karena ekspresi-ekspresi waktu ini merinci secara akurat kapan sesuatu terjadi. Akan tetapi, anda bisa menggunakan ekspresi waktu seperti:
already
yet
before
never
recently
at last
ever
just
lately
Perbedaan Present Perfect dan Present Prefect Continuous
Pada kebanyakan kasus, kedua tenses ini dapat digunakan pada konteks yang sama.
Contoh:
I have lived in Los Angeles since 1985.
I have been living in Los Angeles since 1985.
Ada beberapa situasi dimana penggunaan salah satu tenses ini lebih baik dari tenses lainnya.
Untuk menekankan durasi sebuah tindakan, gunakan Present Perfect Continuous.
Contoh:I’ve been trading cars for 10 years.
Untuk menekankan hasil sebuah tindakan, gunakan bentuk Present Perfect.
Contoh:
He has just came back from work.
I have finished my workout.
I’ve bought a new car.
Tip: Ada beberapa kata yang memberikan indikasi tenses mana yang harus digunakan.
Contoh sederhana “never” dan “ever” mengindikasikan penggunaan present perfect:
Kimberly has never had an accident.
Have you ever seen an alien?
“how long”,“since” dan “for” mengindikasikan penggunaan Present Perfect Continuous. Contoh:
How long have you been staring at this car?
I have been fishing for 2 hours.
Bentuk (Present Perfect Continuous terdiri dari sebuah subjek, sebuah kata kerja -ing dan dua kata kerja bantu ”been” dan “have“):
Subject + has/have + been + verb+ing.
Contoh:
She has been crying in her room for half an hour now
We‘ve been waiting for a good offer to buy a car since March
I‘ve been waiting for you to come (but now you’re back!)
Untuk bentuk negatif ditambahkan not.
Contoh:
I haven’t been sleeping very well recently
I haven’t been waiting for 50 minutes
John hasn’t been using his A drive for a long time
Untuk bentuk bertanya kita menukar posisi have/has dengan subjek.
Contoh:Have you been running?
Has Tom been walking the dog?
How long have you been learning English?
What have you been doing there?

Jumat, 13 November 2009

X.25

X.25

X.25 merupakan sebuah protokol yang didefinisikan oleh CCITT (International Telegraph and Telephone Consultative Committee) yang sekarang berganti nama menjadi ITU (International Telecommunications Union). Dalam standar yang diterbitkan oleh ITU, masing-masing standar diberikan kode tertentu untuk merepresentasikan sebuah domain tertentu. Misalnya standar dengan kode “X.” menyatakan standar untuk domain PSDN (Packet Switched Data Network), kode “V.” menyatakan standar untuk domain PSTN (Public Switched Telephone Network), dan kode “I.” yang menyatakan standar untuk domain ISDN (Integrated Services Digital Network).

Perbandingan protokol X.25 dengan model OSI adalah seperti ditunjukan pada gambar berikut:

Gambar 1. Protokol X.25 terhadap model OSI

Walapun ITU merupakan organisasi internasional yang berkutat dengan standar namun badan resmi dunia untuk standar adalah ISO (International Standard Organization). Standar yang dikeluarkan oleh ITU hanya bersifat rekomendasi dan tidak mengikat untuk dilaksanakan.

Protokol X.25 merupakan protokol yang didefinisikan untuk antarmuka antara DTE dan jaringan PSDN. Di dalamnya hanya mengatur bagaimana sebuah DTE berkomunikasi dengan DCE. Protokol X.25 tidak mengatur bagaimana sebuah data paket X.25 ditransmisikan dari satu titik ke titik lain melalui jaringan data. Fitur yang cukup penting dalam protokol X.25 adalah bahwa protokol ini merupakan sebuah reliable service yang berarti bahwa data akan dikirimkan dengan jaminan bahwa urutan data akan sama dengan ketika dikirimkan.

Sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1 bahwa X.25 berada pada layer 3 yaitu layer network. Pada layer 2 sendiri, digunakan HDLC (High Level Data Link Control) LAPB (Link Access Procedure Balanced). HDLC LAPB (biasanya disebut dengan HDLC saja atau LAPB saja) merupakan protokol yang reliable. Di dalamnya terdapat kemampuan error detection dan error correction serta menjamin bahwa data yang diterima akan sama urutannya dengan ketikan dikirimkan.

Struktur frame HDLC adalah seperti ditunjukan dalam gambar berikut:

Gambar 2. Struktur frame HDLC

Paket X.25 akan dibungkus dalam frame HDLC, tepatnya menempati field information. Paket X.25 terdiri dari 3 byte header, dan tergantung dari tipe paket, header ini akan diikuti oleh field data.

Struktur paket X.25 adalah seperti ditunjukan pada gambar berikut:

Gambar 3. Format packet X.25

Sebelum dua titik saling berkomunikasi dengan menggunakan protokol X.25 maka kedua titik ini harus terlehih dahulu membangun hubungan. Terdapat dua jenis mode dalam X.25 untuk membangun hubungan yaitu:

· SVC (Switched Virtual Channel), Dalam mode ini node yang berinisiatif untuk membangun koneksi harus mengirimkan sinyal call request ke node tujuan. Bila diterima maka node tujuan akan mengirimkan sinyal call accepted dan sebaliknya bila ditolak maka node tujuan akan mengirimkan sinyal call rejected. Analogi dari mode koneksi ini adalah komunikasi melalui telepon, bila seseorang ingin menghubungi orang lain maka orang tersebut terlebih dahulu harus men-dial nomor tertentu. Diterima tidaknya panggilan ini tergantung dari titik tujuan. Virtual channel yang digunakan dalam mode SVC adalah per call basis.

· PVC (Permanent Virtual Channel), Dalam mode ini virtual channel yang digunakan bersifat dedicated dan tidak perlu adanya ritual call setup. Analogi dari mode ini ini adalah saluran leased line dimana secara end-t-end hubungan fisik dan logik sudah terbentuk.

Antarmuka X.25 Pada Central TDM

Sentral yang dimiliki oleh PT TELKOM sangat beragam dari sentral dengan kapasitas kecil hingga sentral dengan kapasitas besar. Tidak semua sentral TDM yang dimiliki oleh PT TELKOM memiliki antarmuka X.25. Sebagian besar dari sentral-sentral ini hanya menyediakan antarmuka asinkron (RS-232) untuk keperluan operation & maintenance (O/M). Kondisi saat ini sebagian besar terminal OMT dari sentral-sentral ini terhubung ke sentral menggunakan kabel serial RS-232.

Antarmuka serial ini memiliki kecepatan maksimum dalam mentransfer data adalah sebesar 9600 bps dan cukup cepat bila hanya digunakan oleh satu user saja. User yang menggunakan OMT biasanya hanya menggunakan terminal ini untuk memasukan beberapa command dengan respon yang tidak membutuhkan bandwidth terlalu besar.

Sejalan dengan kondisi bisnis saat ini yang sangat kompetitif, kebutuhan untuk memberikan layanan yang cepat dan akurat kepada pelanggan sangatlah mendesak. Implementasi kebutuhan ini secara kongkret di lapangan adalah telah bermunculannya berbagai aplikasi hasil inovasi dari personal operasional untuk otomatisasi beberapa proses yang melibatkan perangkat sentral saat ini. Beberapa contoh aplikasi ini adalah sistem monitoring sentral, pengukuran trafik telepon, buka tutup pelanggan, dan lain-lain. Semua aplikasi ini menggunakan gerbang yang sama dalam melakukan akses ke sentral yaitu antarmuka OMT. Perangkat OMT yang sebelumnya hanya digunakan oleh single user saat ini sudah diganti dengan perangkat mediation device yang memungkinkan sentral diakses oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan. Kecepatan antarmuka asinkron yang hanya 9600 bps dirasakan kurang untuk dapat menangani banyak user dalam waktu yang bersamaan.

Untuk sentral yang tidak memiliki antarmuka X.25 mungkin tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan antarmuka asinkron walaupun kecepatan transfer datanya terbatas. Namun untuk sentral yang sudah tersedia antarmuka X.25, alangkah baiknya bila antarmuka ini diberdayakan karena antarmuka X.25 memiliki kecepatan maksimum sebesar 64 kbps. Kecepatan ini dirasakan cukup memadai untuk keperluan akses ke perangkat sentral secara bersama-sama dalam satu waktu. Selain itu saat ini antarmuka X.25 hanya digunakan untuk transfer file terutama untuk file-file billing, itupun hanya menggunakan sebuah channel dari beberapa channel yang tersedia dalam X.25. Sebagaimana diketahui bahwa protokol X.25 memiliki kemampuan untuk mengirimkan data melalui logical channel dalam sebuah physical channel yang sama. Hal ini memungkinkan beberapa aplikasi yang membutuhkan akses ke perangkat sentral untuk melakukannya tanpa harus saling mengganggu karena masing-masing aplikasi tersebut menggunakan channel komunikasi tersendiri.

Bagaimanapun protokol X.25 memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam implementasi protokol X.25. Beberapa kelebihan dan kekurangan tersebut adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

· Protokol X.25 memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibanding RS-232 (64 kbps dibanding 9600 bps).

· Protokol X.25 memiliki kemampuan untuk menyediakan logical channel per aplikasi.

· Pendudukan logical channel dapat dilakukan secara permanen dengan mode PVC (Permanent Virtual Channel) maupun temporary dengan mode SVC (Switched Virtual Channel) disesuaikan dengan kebutuhan.

· Data transfer pada X.25 bersifat reliable, data dijamin bahwa urutan penerimaan akan sama dengan waktu data dikirimkan.

· Protokol X.25 memiliki kemampuan error detection dan error correction.

Kekurangan:

· Tidak semua sentral memiliki antarmuka X.25. Sehingga diperlukan pengadaan modul X.25 dengan syarat bahwa sentral sudah support X.25.

· Untuk pengembangan aplikasi berbasis protokol X.25 membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibanding dengan RS-232 terutama untuk pembelian card adapter X.25.

· Untuk komunikasi data antara sentral dengan perangkat OMT beberapa sentral diidentifikasi menggunakan protokol proprietary vendor tertentu yang berjalan di atas protokol X.25.

Pengembangan Mediation Device Berbasis Protokol X.25

Penggunaan antarmuka X.25 sebagai pintu akses ke sentral memang sangat menarik mengingat kelebihan-kelebihan protokol X.25 dibanding dengan antarmuka RS-232 yang saat ini banyak digunakan di lapangan. Optimalisasi perangkat yang dimiliki oleh TELKOM khususnya pemanfaatan interface X.25 akan sangat membantu operasional di lapangan dan meningkatkan kinerja.

Dengan melihat berbagai nilai positif dari pemanfaatan antarmuka X.25 maka R&D Center khususnya Laboratorium TMN (Telecommunication Management Network) telah berinisiatif untuk mengembangkan aplikasi mediation device yang berbasis protokol X.25. Beberapa hal yang dapat dicapai dengan kegiatan pengembangan mediation device X.25 ini adalah:

· Mengoptimalkan perangkat/modul yang telah dimiliki oleh TELKOM.

· Meningkatkan kinerja operasional dengan meminimalkan titik-titik yang menjadi bottleneck dalam penyaluran informasi.

· Menyediakan interface standar untuk mengakses sentral (misalnya; IP based interface).

Pada awal pelaksanaan kegiatan pengembangan tim pengembang sempat mengalami kesulitan akibat ketiadaan informasi yang berkaitan dengan interface X.25 pada sentral eksisting. Dokumentasi yang ada sebagian besar hanyalah penjelasan bagaimana untuk men-setting interface yang ada. Tidak ada sedikitpun informasi yang berkaitan dengan spesifikasi dan arsitektur interface yang digunakan.

Sempat diambil hipotesa bahwa protokol X.25 yang digunakan oleh sentral eksisting merupakan proprietary vendor yang tidak mungkin untuk dibongkar. Dalam kesimpulan awal ini, komunikasi data antara sentral dengan perangkat OMT X.25 menggunakan protokol stack lengkap hingga layer 7. Dalam arti bahwa protokol X.25 hanyalah protokol yang menempati layer 1 hingga 3, selebihnya adalah proprietary vendor.

Namun dengan kerjasama tim yang kompak serta dedikasi dari para anggota tim akhirnya beberapa permasalahan yang sebelumnya muncul satu per satu dapat diatasi.

Saat ini prototipe mediation device X.25 telah selesai dikembangkan dan sedang diujicobakan (stress test) di STO Subang. Antarmuka X.25 pada sentral Subang ini telah diintegrasikan dengan INMS-st (Integrated Network Management System for Switching & Transmission) yang sudah diimplementasikan secara penuh di TELKOM DIVRE III Jabar-Banten, terutama untuk melakukan penarikan data trafik mengingat data trafik merupakan data yang selama ini memakan bandwidth yang cukup besar.

Rabu, 11 November 2009

Frame Relay

Frame Relay adalah protokol Packet-switching yang menghubungkan perangkat-perangkat telekomunikasi pada satu Wide Area Network (WAN). Protokol ini bekerja pada lapisan fisik dan dat link pada model referensi data OSI. Protokol Frame Relay menggunakan struktur Frame yang menyerupai LAPD, perbedaannya adalah Frame Header pada LAPD digantikan oleh field header sebesar 2 bita pada Frame Relay.

Keuntungan Frame Relay

Frame Relay menawarkan alternatif bagi teknologi sirkuit sewa lain seperti X.25 dan sirkuit Sewa biasa. Kunci positif teknologi ini adalah:


  • Sirkuit Virtual hanya menggunakan lebar pita saat ada data yang lewat di dalamnya, banyak sirkuit virtual dapat dibangun secara bersamaan dalam satu jaringan transmisi.
  • Kehandalan saluran komunikasi dan peningkatan kemampuan penanganan error pada perangkat-perangkat telekomunikasi memungkinkan protokol Frame Relay untuk mengacuhkan Frame yang bermasalah (mengandung error) sehingga mengurangi data yang sebelumnya diperlukan untuk memproses penanganan error.


Standarisasi Frame Relay

Proposal awal mengenai teknologi Frame Relay sudah diajukan ke CCIT semenjak tahun 1984, namun perkembangannya saat itu tidak signifikan karena kurangnya interoperasi dan standarisasi dalam teknologi ini. Perkembangan teknologi ini dimulai di saat Cisco, Digital Equipment Corporation(DEC), Northern Telecom, dan Strata com membentuk suatu konsorsium yang berusaha mengembangkan frame relay. Selain membahas dasar-dasar protokol Frame Relay dari CCITT, konsorsium ini juga mengembangkan kemampuan protokol ini untuk berinteroperasi pada jaringan yang lebih rumit. Kemampuan ini di kemudian hari disebut Local Management Interface (LMI).




Format Frame Relay

Struktur Frame pada Frame Relay

Format Frame Relay terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:

Flags

Membatasi awal dan akhir suatu frame. Nilai field ini selalu sama dan dinyatakan dengan bilanganHexadesimal 7E atau 0111 1110 dalam format biner Untuk mematikan bilangan tersebut tidak muncul pada bagian frame lainnya, digunakan prosedur Bit-stuffing dan Bit-destuffing.

Address

Terdiri dari beberapa informasi:

  1. Data Link Connection Identifier (DLCI), terdiri dari 10 bita, bagian pokok dari header Frame Relay dan merepresentasikan koneksi virtual antara DTE dan Frame Relay. Tiap koneksi virtual memiliki 1 DLCI yang unik.
  2. Extended Address (EA), menambah kemungkinan pengalamatan Transmisi
  3. data dengan menambahkan 1 bit untuk pengalamatan
  4. C/R, menentukan apakah frame ini termasuk dalam kategori Perintah (Command) atau Tanggapan (Response)
  5. FECN (Forward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan tujuan
  6. BECN (Backward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang mengarah ke switch FR tersebut tetapi dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan asal
  7. Discard Eligibility, menandai frame yang dapat dibuang jika terjadi kongesti di jaringan.


Data

Terdiri dari data pada layer di atasnya yang dienkapsulasi. Tiap frame yang panjangnya bervariasi ini dapat mencapai hingga 4096 Oktet.

Frame Check Sequence

Bertujuan untuk memastikan integritas data yang ditransmisikan. nilai ini dihitung perangkat sumber dan diverifikasi oleh penerima.

Sirkuit Virtual

2 jenis sirkit dalam Frame Relay: Switched Virtual Circuit dan Permanent Virtual Circuit

Frame pada Frame Relay dikirimkan ke tujuannya dengan menggunakan sirkit virtual (jalur logikal dalam jaringan). Sirkit Virtual ini bisa berupa Sirkit Virtual Permanen (Permanent Virtual Circuit / PVC), atau Sirkit Virtual Switch (Switched Virtual Circuit / SVC).

Permanent Virtual Circuit (PVC)

PVC adalah koneksi yang terbentuk untuk menghubungkan 2 peralatan secara terus menerus tanpa memperhitungkan apakah sedang ada komunikasi data yang terjadi di dalam sirkit tersebut. PVC tidak memerlukan proses pembangunan panggilan seperti pada SVC dan memiliki 2 status kerja:

  1. Data Transfer, pengiriman data sedang terjadi dalam sirkit
  2. Idle, koneksi antar titik masih aktif tapi tidak ada data yang dikirimkan dalam sirkit


Switched Virtual Circuit (SVC)

SVC adalah koneksi sementara yang terbentuk hanya pada kondisi dimana pengiriman data berlangsung. Status-status dalam koneksi ini adalah:

  1. Call Setup, hubungan antar perangkat sedang dibangun
  2. Data Transfer, data dikirimkan antar perangkat dalam sirkit virtual yang telah dibangun
  3. Idle, ada koneksi aktif yang telah terbentuk, tetapi tidak ada data yang lewat di dalamnya
  4. Call Termination, pemutusan hubungan antar perangkat, terjadi saat waktu idle melebihi patokan yang ditentukan.


Sumber: Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Frame_relay

MULTIPLEXING

Pembagian suatu saluran komunikasi untuk dipakai secara bersama diistilahkan
sebagai multiplexing
Keuntungannya :

* Komputer host hanya butuh satu port I/O untuk banyak terminal
* Hanya satu line transmisi yang dibutuhkan


Tiga teknik multiplexing

· Frequency-Division Multiplexing (FDM), paling umum dipakai untuk radio
atau TV

· Time-Division Multiplexing (TDM) atau synchronous TDM, dipakai untuk
multiplexing digital voice dan banyak digunakan untuk menggabungkan
aliran suara digital dan aliran data
· Peningkatan efisiensi Synchronous TDM dengan variasi sebagai berikut :
· Statistical TDM atau
· Asynchronous TDM atau

· Intelligent TDM

Bertujuan memperbaiki efisiensi synchronous TDM dengan cara menambahkan
rangkaian yang lebih kompleks di sisi multiplexer




Frequency Division Multiplexing

Tiap sinyal dimodulasikan ke dalam frekuensi carrier yang berbeda dan
frekuensi carrier tersebut terpisah dimana bandwidth dari sinyal-sinyal tersebut
tidak overlap

Ø FDM dimungkinkan jika bandwidth media transmisi jauh lebih besar daripada
required BW sinyal yang akan dikirim. Contoh: sistem siaran televisi, CATV,
AMPS analog
Ø Pada gambar di atas , ada 6 sumber sinyal input mux, kemudian masing-masing
dimodulasi menjadi frekuensi berbeda (f1, …, f6)

Ø Untuk menghindari interferensi, antar kanal dipisahkan oleh guard band (menjadi
bagian dari spektrum yang tak terpakai)

Ø Sejumlah sinyal analog atau digital [mi(t); i=1,…n] dimultiplex pada media transmisi
yang sama.

Ø Masalah yang harus diatasi sistem FDM: crosstalk dan derau intermodulasi.



Synchronous Time-Division Multiplexing

Ø Time division multiplexing dimungkinkan apabila data rate yang dapat dicapai
oleh media transmisi lebih besar daripada data rate sinyal digital yang akan dikirim.
Ø Pada gambar berikut, sejumlah sinyal digital [mi(t); i=1,…n] dimultiplex pada
media transmisi yang sama. Data yang datang dari tiap sumber mula-mula dimasukkan
ke buffer.
Ø Buffer di-scan secara sekuensial untuk membentuk sinyal digital gabungan mc(t).
Operasi scan harus berlangsung cukup cepat agar tiap buffer dapat berada dalam
keadaan kosong sebelum data berikutnya masuk.
Ø Jadi, besarnya laju data mc(t) harus lebih dari atau sama dengan penjumlahan
laju data masing-masing sumber (mi(t)). Sinyal digital mc(t) dapat dikirim langsung,
atau dilewatkan melalui modem untuk membentuk sinyal analog.


Dalam hal ini dipakai 2 teknik interlaving :

Ø Character-interlaving :

1. Dipakai dengan sumber asynchronous.

2. Tiap time slot mengandung 1 karakter dari data.


Ø Bit-interlaving :

1. Dipakai dengan sumber synchronous dan boleh juga dengan sumber
asynchronous.

2. Tiap time slot mengandung hanya 1 bit.



Synchronous TDM :

Ø Disebut synchronous karena time slot-time slot-nya di alokasikan ke sumber-sumber
dan tertentu dimana time slot untuk tiap sumber ditransmisi. Biar bagaimanapun
sumber mempunyai data untuk dikirim.

Ø Dapat mengendalikan sumber-sumber dengan kecepatan yang berbeda-beda.


Statistical Time-Division Multiplexing

Ø Statistical TDM yang dikenal juga sebagai Asynchronous TDM dan
Intelligent TDM, sebagai alternative synchronous TDM.

Ø Pada synchronous TDM, banyak kasus time slot kosong (tidak berisi data).
Statistical TDM memanfaatkan fakta bahwa tidak semua terminal mengirim
data setiap saat, sehingga data rate pada saluran output lebih kecil dari
penjumlahan data rate semua terminal.
Ø Ada n saluran input, tetapi hanya k time slot yang tersedia pada sebuah frame
TDM. Di mana k <>
Ø Di sisi pengirim, fungsi multiplexer adalah scanning buffer, mengumpulkan
data sampai frame penuh, kemudian mengirimkan frame tersebut.
Ø Konsekuensi: tambahan overhead, karena diperlukan field address dan
length. Informasi address dibutuhkan untuk memastikan bahwa data diantarkan
kepada penerima yang tepat.
Ø Pada gambar berikut, ada 4 sumber data yang transmit pada waktu t0, t1, t2, t3.
Multiplexer statistik tidak mengirimkan slot kosong jika terdapat data dari user lain

Sumber : http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8932/MULTIPLEXING.doc

TDM,FDM,CDM

MULTIPLEXING

Pembagian suatu saluran komunikasi untuk dipakai secara bersama diistilahkan
sebagai multiplexing
Keuntungannya :

* Komputer host hanya butuh satu port I/O untuk banyak terminal
* Hanya satu line transmisi yang dibutuhkan


Tiga teknik multiplexing

· Frequency-Division Multiplexing (FDM), paling umum dipakai untuk radio
atau TV

· Time-Division Multiplexing (TDM) atau synchronous TDM, dipakai untuk
multiplexing digital voice dan banyak digunakan untuk menggabungkan
aliran suara digital dan aliran data
· Peningkatan efisiensi Synchronous TDM dengan variasi sebagai berikut :
· Statistical TDM atau
· Asynchronous TDM atau

· Intelligent TDM

Bertujuan memperbaiki efisiensi synchronous TDM dengan cara menambahkan
rangkaian yang lebih kompleks di sisi multiplexer




Frequency Division Multiplexing

Tiap sinyal dimodulasikan ke dalam frekuensi carrier yang berbeda dan
frekuensi carrier tersebut terpisah dimana bandwidth dari sinyal-sinyal tersebut
tidak overlap

Ø FDM dimungkinkan jika bandwidth media transmisi jauh lebih besar daripada
required BW sinyal yang akan dikirim. Contoh: sistem siaran televisi, CATV,
AMPS analog
Ø Pada gambar di atas , ada 6 sumber sinyal input mux, kemudian masing-masing
dimodulasi menjadi frekuensi berbeda (f1, …, f6)

Ø Untuk menghindari interferensi, antar kanal dipisahkan oleh guard band (menjadi
bagian dari spektrum yang tak terpakai)

Ø Sejumlah sinyal analog atau digital [mi(t); i=1,…n] dimultiplex pada media transmisi
yang sama.

Ø Masalah yang harus diatasi sistem FDM: crosstalk dan derau intermodulasi.



Synchronous Time-Division Multiplexing

Ø Time division multiplexing dimungkinkan apabila data rate yang dapat dicapai
oleh media transmisi lebih besar daripada data rate sinyal digital yang akan dikirim.
Ø Pada gambar berikut, sejumlah sinyal digital [mi(t); i=1,…n] dimultiplex pada
media transmisi yang sama. Data yang datang dari tiap sumber mula-mula dimasukkan
ke buffer.
Ø Buffer di-scan secara sekuensial untuk membentuk sinyal digital gabungan mc(t).
Operasi scan harus berlangsung cukup cepat agar tiap buffer dapat berada dalam
keadaan kosong sebelum data berikutnya masuk.
Ø Jadi, besarnya laju data mc(t) harus lebih dari atau sama dengan penjumlahan
laju data masing-masing sumber (mi(t)). Sinyal digital mc(t) dapat dikirim langsung,
atau dilewatkan melalui modem untuk membentuk sinyal analog.


Dalam hal ini dipakai 2 teknik interlaving :

Ø Character-interlaving :

1. Dipakai dengan sumber asynchronous.

2. Tiap time slot mengandung 1 karakter dari data.


Ø Bit-interlaving :

1. Dipakai dengan sumber synchronous dan boleh juga dengan sumber
asynchronous.

2. Tiap time slot mengandung hanya 1 bit.



Synchronous TDM :

Ø Disebut synchronous karena time slot-time slot-nya di alokasikan ke sumber-sumber
dan tertentu dimana time slot untuk tiap sumber ditransmisi. Biar bagaimanapun
sumber mempunyai data untuk dikirim.

Ø Dapat mengendalikan sumber-sumber dengan kecepatan yang berbeda-beda.


Statistical Time-Division Multiplexing

Ø Statistical TDM yang dikenal juga sebagai Asynchronous TDM dan
Intelligent TDM, sebagai alternative synchronous TDM.

Ø Pada synchronous TDM, banyak kasus time slot kosong (tidak berisi data).
Statistical TDM memanfaatkan fakta bahwa tidak semua terminal mengirim
data setiap saat, sehingga data rate pada saluran output lebih kecil dari
penjumlahan data rate semua terminal.
Ø Ada n saluran input, tetapi hanya k time slot yang tersedia pada sebuah frame
TDM. Di mana k <>
Ø Di sisi pengirim, fungsi multiplexer adalah scanning buffer, mengumpulkan
data sampai frame penuh, kemudian mengirimkan frame tersebut.
Ø Konsekuensi: tambahan overhead, karena diperlukan field address dan
length. Informasi address dibutuhkan untuk memastikan bahwa data diantarkan
kepada penerima yang tepat.
Ø Pada gambar berikut, ada 4 sumber data yang transmit pada waktu t0, t1, t2, t3.
Multiplexer statistik tidak mengirimkan slot kosong jika terdapat data dari user lain

Sumber : http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8932/MULTIPLEXING.doc